Hindari 7 Kebiasaan Buruk Ini jika Ingin Keuangan Masa Depan Stabil!

Setiap orang pasti ingin hidup nyaman tanpa harus pusing memikirkan uang. Namun, tanpa sadar seseorang biasanya sering melakukan kebiasaan buruk yang malah membuat keuangan berantakan. Kebiasaan ini sering kali dianggap wajar, tapi efeknya bisa terasa besar, terutama saat kita menghadapi kebutuhan mendesak atau ingin mencapai tujuan finansial jangka panjang. 

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah kebiasaan ini sering berlangsung lama tanpa disadari, sehingga sulit untuk dihentikan. Padahal, dengan mengenali dan mengatasinya, kalian bisa mulai memperbaiki kondisi keuangan dan mencapai hidup yang lebih sejahtera. Setidaknya cobalah hindari 7 kebiasaan-kebiasaan buruk di bawah ini untuk mengelola keuangan secara lebih bijak

1. Belanja Impulsif Tanpa Pikir Panjang

Belanja impulsif adalah kebiasaan buruk yang sering menjadi “musuh” finansial banyak orang. Promo dan diskon besar-besaran sering kali menjadi pemicunya. Tanpa rencana yang jelas, kita cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan, bahkan hanya karena tergoda harga murah.

Mengapa ini buruk? Pengeluaran yang tidak terkendali akibat belanja impulsif dapat menguras penghasilan dan menghambat rencana keuangan seperti menabung atau berinvestasi. Solusinya, buat daftar belanja sebelum berbelanja dengan memerptimbangkan setiap barang yang ingin dibeli dengan menanyakan, “Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?”

 2. Mengabaikan Anggaran Keuangan

Tanpa anggaran yang jelas, pengeluaran sering kali menjadi tidak terkontrol. Banyak orang merasa bahwa membuat anggaran itu ribet, tapi sebenarnya anggaran adalah kunci untuk mengetahui kemana uangmu pergi setiap bulan.

Dampaknya, kalian tidak tahu bagaimana uang digunakan, kemungkinan besar pengeluaran akan melebihi pendapatan. Hal ini bisa menyebabkan utang atau ketidakmampuan menabung untuk kebutuhan mendatang.

Kalian mungkin bisa menerapkan cara sederhana untuk membuat anggaran, seperti metode 50/30/20. Alokasikan 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Jangan lupa untuk mencatat pengeluaran secara rutin.

 3. Tidak Memiliki Dana Darurat

Dana darurat sering diabaikan karena dianggap tidak terlalu penting, padahal ini adalah salah satu pondasi keuangan yang sehat. Keadaan darurat, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan, bisa terjadi kapan saja.

Mengapa penting? Tanpa dana darurat, kalian mungkin terpaksa berutang atau mengorbankan kebutuhan lain untuk menghadapi situasi tak terduga. Solusinya, bisa sisihkan 10-20% dari pendapatanmu setiap bulan untuk membangun dana darurat secara bertahap hingga mencapai 3-6 bulan pengeluaran.

 4. Menggunakan Kartu Kredit untuk Gaya Hidup

Kartu kredit sering kali dijadikan alat untuk memenuhi gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial. Kebiasaan ini berisiko karena bunga kartu kredit cukup tinggi, dan jika tidak dibayar tepat waktu, tagihan bisa menumpuk.

Padahal, utang kartu kredit yang tidak terkendali dapat merusak skor kredit, sehingga membuat kalian kesulitan mendapatkan pinjaman di masa depan. Cara penggunaan baiknya, pakai kartu kredit hanya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak dan selalu bayar tagihan sebelum jatuh tempo.

5. Terjebak Gaya Hidup “YOLO”

    Gaya hidup “You Only Live Once” (YOLO) sering dijadikan pembenaran untuk menghabiskan uang tanpa pikir panjang. Meski menikmati hidup itu penting, kebiasaan ini bisa membuat keuangan kalian tidak stabil jika dilakukan terus-menerus.

    Risikonya, tanpa perencanaan finansial, kalian akan kesulitan memenuhi kebutuhan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun. Namun, kalian bisa tetapkan prioritas keuangan dengan cara alokasikan sebagian kecil dari pendapatan untuk hiburan, tapi tetap utamakan tabungan dan kebutuhan penting lainnya.

    6. Tidak Punya Kebiasaan Menabung dan Berinvestasi

    Banyak orang merasa menabung dan investasi itu sulit, terutama jika penghasilan dianggap pas-pasan. Namun, menunda kebiasaan tersebut hanya akan membuat masa depanmu lebih sulit. Hal ini dikarenakan tabungan adalah jaring pengaman keuangan, sedangkan investasi membantu uangmu tumbuh dan melawan inflasi.

    7. Tidak Mengelola Pengeluaran Kecil

    Pengeluaran kecil sering kali dianggap remeh, padahal jika dikumpulkan, jumlahnya bisa sangat besar. Misalnya, kebiasaan membeli kopi kekinian setiap hari atau sering memesan makanan lewat aplikasi. 

    Pengeluaran tersebut mungkin terlihat kecil, tapi lama-lama bisa menggerogoti anggaran kalian tanpa disadari. Solusinya, mulailah mencatat setiap pengeluaran, termasuk yang kecil-kecil. Dengan begitu, kamu bisa mengevaluasi mana yang bisa dikurangi atau dihilangkan.

    So, kebiasaan finansial yang buruk sering kali dilakukan tanpa disadari, namun dampaknya bisa sangat merugikan. Dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan di atas dan berkomitmen untuk mengubahnya, kalian bisa mulai memperbaiki kondisi keuangan sedikit demi sedikit. Ingat, langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan membawa perubahan besar dalam jangka panjang.

    Namun, untuk benar-benar memahami dan mengelola keuangan secara optimal, belajar dari ahli adalah langkah penting. FAR Capital memberikan kalian unfair advantage dalam memahami dunia finansial dan properti secara mendalam. Dengan ilmu dan strategi yang tepat, kalian bisa mengelola aset dengan lebih bijak dan meraih stabilitas finansial yang kokoh untuk masa depan.

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
      Newsletter
      Contact
      Email Us
      Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024