FOMO Bikin Gen Z Boros? Ini Cara Mengatasi Dampaknya pada Keuangan

FOMO Gen Z. Foto: Pexels.com

Di era digital yang serba cepat, Gen Z hidup di tengah derasnya arus informasi dan tren yang tidak pernah berhenti. Mulai dari gaya hidup, teknologi terkini, hingga destinasi liburan yang seakan wajib dikunjungi, semuanya membanjiri media sosial. 

Fenomena Fear of Missing Out atau sering kita dengar dengan istilah FOMO menjadi  salah satu momok nyata dan sering kali berdampak buruk pada keuangan para Gen Z, yakni dilema antara mengikuti tren atau fokus menyelamatkan keuangan (Save Money). Kedua pilihan tersebut mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat signifikan, terutama pada masa muda di mana keputusan finansial awal dapat membentuk kehidupan masa depan.

FOMO sendiri adalah perasaan takut tertinggal atau kehilangan momen yang dianggap penting oleh orang lain. Dalam hal keuangan, FOMO sering mendorong seseorang untuk mengeluarkan uang hanya demi “ikut-ikutan” atau “menyesuaikan diri” dengan tren terbaru. Misalnya, melihat teman memamerkan liburan mewah atau gadget terbaru di media sosial bisa memicu perasaan cemas atau iri, yang berujung pada pengeluaran impulsif. 

Dampak FOMO terhadap finansial Gen Z

FOMO sendiri dapat merusak kebiasaan menabung, memicu perilaku konsumtif, dan bahkan menyebabkan seseorang berhutang hanya untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Hal ini sangat membawa dampak serius yang dapat menghambat pertumbuhan finansial jangka panjang, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z.

Fenomena FOMO memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap keuangan generasi Z. Salah satu efeknya adalah pengeluaran yang tidak terkendali. Banyak anak muda terjebak dalam kebiasaan belanja impulsif, membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya untuk “ikut-ikutan” tren yang sedang populer. 

Selain itu, FOMO juga mendorong gaya hidup boros yang sering kali tidak sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Nongkrong di kafe kekinian, menghadiri konser-konser mahal, atau bepergian tanpa perencanaan matang menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. 

Lebih parah lagi, fokus pada kepuasan instan ini sering membuat mereka melupakan pentingnya menabung untuk masa depan, sehingga dana yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan mendesak malah habis untuk membeli hal-hal yang bersifat sementara. Tak jarang, tekanan untuk tampil serba sempurna di media sosial juga membuat banyak orang mengandalkan kartu kredit atau pinjaman online, yang pada akhirnya berisiko menambah utang dan merusak kondisi keuangan serta kesehatan mental.

Cara mengatasi FOMO untuk finansial yang lebih baik

FOMO Gen Z. Foto: Pexels.com

Mengatasi FOMO dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal mudah, terutama di era media sosial. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Gen Z untuk menjaga keuangan mereka tetap sehat dan terhindar dari godaan FOMO sebagai berikut.

  1. Pahami prioritas dan kebutuhan pribadi 

Sadari bahwa setiap orang memiliki kondisi finansial dan kebutuhan yang berbeda-beda. Tidak semua tren harus diikuti, dan tidak semua pengalaman yang viral di media sosial harus dirasakan. Fokuslah pada apa yang benar-benar penting bagi kalian, bukan karena “tekanan sosial.”

  1. Buat anggaran keuangan yang realistis 

Salah satu langkah terbaik untuk menghindari pengeluaran impulsif adalah dengan membuat anggaran bulanan yang detail. Tentukan alokasi untuk kebutuhan pokok, tabungan, investasi, dan hiburan. Pastikan tetap disiplin menjalankan anggaran tersebut untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

  1. Kurangi waktu di media sosial 

Cobalah mengurangi waktu yang dihabiskan untuk scrolling di media sosial. Aktivitas ini sering memicu perasaan iri atau ingin meniru orang lain. Alihkan waktu untuk melakukan aktivitas produktif seperti olahraga, membaca, atau mengikuti kursus yang bermanfaat.

  1. Melatih diri untuk menghargai hal-hal kecil

Tidak semua kebahagiaan datang dari hal-hal besar dan mahal. Terkadang, kesederhanaan justru memberikan kebahagiaan yang lebih tulus. Hargai setiap momen kecil yang bisa membuat bahagia tanpa harus menguras dompet.

  1. Investasi untuk masa depan

Alih-alih mengikuti tren konsumtif, alokasikan uang untuk investasi masa depan seperti kursus, sertifikasi, atau investasi keuangan seperti reksa dana dan saham. Dengan demikian, kalian bisa mempersiapkan masa depan yang lebih baik dan stabil secara finansial.

  1. Bangun lingkungan yang positif 

Lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan seseorang. Bergabunglah dengan komunitas yang memiliki visi yang sama, seperti kelompok diskusi keuangan atau komunitas investasi. Hal ini bisa membantu tetap fokus dan tidak mudah tergoda oleh gaya hidup konsumtif.

Pada dasarnya, FOMO adalah tantangan nyata bagi Gen Z, namun dengan kesadaran, perencanaan, dan pengelolaan diri yang baik, tantangan ini bisa diatasi. Penting untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari barang atau pengalaman yang ditampilkan di media sosial. Dengan fokus pada tujuan finansial yang sehat, kalian dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan stabil.

Kuncinya adalah kesadaran diri, kedisiplinan, dan kemampuan menahan diri dari godaan-godaan yang tidak bermanfaat dengan belajar ilmu finansial dari berbagai platform terpercaya, salah satunya FAR Capital. Jadi, apakah kalian siap untuk melawan FOMO dan mengelola keuangan dengan lebih baik?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
    Newsletter
    Contact
    Email Us
    Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024