Indonesia “Resesi” ? Banyak Yang Belum Tau!

Saat ini, kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda perlambatan, meski belum memasuki fase resesi. Pada tahun 2024, Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, yang dipicu oleh lemahnya permintaan dan daya beli masyarakat. Berbeda dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh inflasi tinggi atau depresiasi mata uang, deflasi kali ini lebih disebabkan oleh penurunan konsumsi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tengah Tantangan Global

Menurut Bank Indonesia, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 masih berada dalam kisaran 4,7-5,5%, didorong oleh sektor konsumsi, investasi, dan ekspor yang tetap stabil meskipun menghadapi berbagai tantangan global. Namun, tantangan domestik seperti potensi kenaikan harga bahan bakar dan kebutuhan pokok tetap mengancam daya beli masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berupaya menunda kenaikan harga-harga tersebut guna menjaga kestabilan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Upaya Pemerintah Menekan Potensi Resesi dan Memperkuat Daya Beli

Peluang terjadinya resesi penuh diperkirakan masih rendah. Momentum konsumsi tinggi, seperti liburan akhir tahun, diharapkan dapat mendorong inflasi kembali dan memperbaiki kondisi ekonomi dalam negeri. Saat ini, pemerintah disarankan untuk fokus pada kebijakan yang memperkuat daya beli masyarakat serta menunda biaya tambahan, termasuk kemungkinan kenaikan harga BBM.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
    Newsletter
    Contact
    Email Us
    Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024