6 Alasan Pengajuan Pinjaman Bank Ditolak dan Cara Mengatasinya!

Mengajukan pinjaman ke bank sering menjadi solusi cepat untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti membeli rumah, kendaraan, atau bahkan modal usaha. Namun, tidak semua pengajuan pinjaman diterima oleh bank. 

Banyak orang merasa yakin akan lolos, tetapi akhirnya kecewa ketika permohonannya ditolak secara sepihak. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya pemahaman terhadap kondisi finansial pribadi. Jika kalian pernah atau sedang berada di situasi ini, mungkin sebaiknya mengetahui alasan-alasan umum di balik penolakan pinjaman dan bagaimana cara mengatasinya dari segi finansial.

1. Dokumen Tidak Lengkap atau Tidak Valid saat Pengajuan Pinjaman

Hal pertama yang akan diperiksa bank ketika kalian mengajukan pinjaman adalah kelengkapan dokumen. Dokumen-dokumen ini berfungsi sebagai bukti identitas dan kemampuan finansial kalian. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap remeh kelengkapan dokumen atau memberikan data yang tidak sesuai. Misalnya, slip gaji yang tidak relevan, rekening koran dengan transaksi mencurigakan, atau bahkan data pribadi yang tidak sesuai dengan dokumen resmi seperti KTP dan KK. Hal ini membuat bank ragu untuk memberikan pinjaman, karena mereka tidak memiliki data yang cukup untuk mengevaluasi kelayakan kalian sebagai peminjam.

Solusi untuk masalah ini sederhana, yaitu memastikan dokumen kalian lengkap, valid, dan sesuai dengan permintaan bank. Sebelum mengajukan pinjaman, cek kembali dokumen seperti KTP, KK, slip gaji, rekening koran, dan NPWP untuk memastikan semuanya sudah rapi dan benar.

2. Debt-to-Burden Ratio (DBR) Terlalu Tinggi

DBR atau rasio utang terhadap penghasilan adalah salah satu indikator utama yang digunakan bank untuk menilai kemampuan kalian dalam membayar pinjaman. Jika total cicilan kalian saat ini sudah mencapai atau bahkan melebihi 40% dari penghasilan bulanan, bank akan menganggap kalian terlalu berisiko. 

Hal ini karena sisa penghasilan kalian dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk menghadapi situasi darurat. Misalnya, jika penghasilan bulanan kalian Rp10 juta dan total cicilan kalian sudah Rp5 juta, maka kemungkinan besar pengajuan pinjaman kalian akan ditolak.

Untuk menghindari penolakan ini, penting untuk menghitung DBR sebelum mengajukan pinjaman. Jika rasio cicilan kalian terlalu tinggi, pertimbangkan untuk melunasi sebagian utang yang ada terlebih dahulu agar rasio ini kembali sehat. Dengan demikian, bank akan lebih percaya pada kemampuan kalian untuk membayar cicilan baru.

3. Cicilan Tidak Seimbang dengan Pendapatan

Bank akan selalu memeriksa apakah jumlah cicilan yang kalian ajukan sesuai dengan pendapatan bulanan kalian. Jika nilai cicilan yang diajukan terlalu besar, bank akan menolak permohonan pinjaman karena mereka khawatir kalian tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut. 

Sebagai contoh, seseorang dengan penghasilan Rp8 juta per bulan mengajukan pinjaman dengan cicilan Rp7 juta per bulan. Dalam kasus ini, bank akan menilai bahwa sisa penghasilan hanya Rp1 juta tidak cukup untuk menutupi kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, atau kebutuhan lainnya.

Karena itu, penting untuk realistis dalam menentukan jumlah pinjaman yang diajukan. Idealnya, cicilan tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan bulanan kalian. Langkah ini tidak hanya mempermudah proses pengajuan pinjaman, tetapi juga membantu menjaga stabilitas keuangan kalian di masa depan.

4. Usia Tidak Memenuhi Kriteria Pengajuan Pinjaman

Selain faktor finansial, usia kalian juga menjadi salah satu pertimbangan utama bank saat menilai pengajuan pinjaman. Bank biasanya menetapkan usia minimal 21 tahun untuk memastikan bahwa peminjam sudah memiliki stabilitas keuangan. Sementara itu, usia maksimal adalah 55-60 tahun pada saat pinjaman jatuh tempo, tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Jika usia kalian terlalu muda atau terlalu tua, pengajuan pinjaman kalian kemungkinan besar akan ditolak.

Bagi kalian yang mendekati usia pensiun, solusi terbaik adalah memilih tenor pinjaman yang lebih pendek agar bank merasa lebih yakin dengan kemampuan kalian untuk melunasi pinjaman. Di sisi lain, jika kalian masih terlalu muda, pastikan kalian memiliki penghasilan tetap yang dapat meyakinkan bank tentang stabilitas finansial kalian.

5. Tidak Ada Riwayat Pinjaman Sebelumnya

Percaya atau tidak, tidak memiliki riwayat pinjaman juga bisa menjadi alasan bank menolak permohonan kalian. Bank membutuhkan data historis untuk menilai apakah kalian adalah peminjam yang dapat dipercaya. Jika kalian belum pernah memiliki kartu kredit atau mengambil cicilan sebelumnya, bank tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengevaluasi kebiasaan pembayaran kalian. Akibatnya, mereka cenderung menolak pengajuan kalian karena dianggap berisiko.

Untuk mengatasi masalah ini, kalian bisa mulai membangun riwayat kredit dengan cara yang sederhana. Misalnya, mengajukan kartu kredit dengan limit rendah dan menggunakannya secara bertanggung jawab. Pastikan kalian selalu membayar tagihan tepat waktu agar membangun rekam jejak yang baik di mata bank.

6. Kolektibilitas (KOL) Buruk

Kolektibilitas atau KOL adalah penilaian terhadap kemampuan seseorang untuk membayar utang. Dalam dunia perbankan, KOL dibagi menjadi lima kategori, mulai dari KOL 1 (lancar) hingga KOL 5 (macet). Jika kalian berada di KOL 3 atau lebih buruk, bank akan menganggap kalian sebagai peminjam yang bermasalah. Bahkan, KOL 2 saja sudah cukup untuk membuat bank mempertimbangkan ulang keputusan mereka.

Jika kalian pernah terlambat membayar cicilan atau memiliki tunggakan, segera lunasi semua utang tersebut. Setelah itu, biarkan waktu memperbaiki riwayat kredit kalian. Dengan rekam jejak yang lebih baik, peluang kalian untuk mendapatkan pinjaman di masa depan akan meningkat.

So, mengajukan pinjaman ke bank membutuhkan persiapan yang matang, mulai dari memahami kemampuan finansial hingga memastikan kelengkapan dokumen. Jika kalian ingin permohonan pinjaman disetujui, pastikan untuk memperbaiki hal-hal seperti kelengkapan dokumen, DBR, nilai cicilan, usia, riwayat kredit, dan kolektibilitas kalian.

Yang terpenting, kenali kemampuan finansial kalian sendiri. Banyak orang gagal karena kurang memahami cara mengelola uang. Dengan belajar ilmu keuangan dari FAR Capital, kalian bisa mempelajari cara mengatur keuangan, membuat rencana yang realistis, dan memanfaatkan pinjaman secara bijak.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
    Newsletter
    Contact
    Email Us
    Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024