Money Dysmorphia: Masalah Keuangan yang Jarang Disadari di Zaman Sekarang!

Realita ekonomi saat ini memang menantang. Biaya hidup meningkat, harga properti melonjak, dan kebutuhan gaya hidup semakin tinggi.  Di sisi lain, media sosial memperparah perasaan ini dengan memperlihatkan kehidupan yang tampak sempurna, seperti liburan mewah, outfit mahal, dan gaya hidup impian. 

Bagi banyak orang, hal tersebut dapat menciptakan ilusi bahwa “uang yang dimiliki sekarang tidak akan pernah cukup untuk hidup.” Kondisi itu ternyata membuat seseorang terus-menerus merasa kekurangan, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian. 

Fenomena ini disebut sebagai Money Dysmorphia yang menurut sebuah survei lebih dari 60% telah dialami oleh generasi milenial dan Gen Z di zaman sekarang. Mereka terus-menerus merasa kekurangan uang, bahkan ketika sebenarnya mereka memiliki pendapatan yang cukup untuk kebutuhan dasar.

Lebih jelasnya, Money Dysmorphia adalah istilah yang menggambarkan situasi di mana seseorang merasa selalu kekurangan uang, bahkan ketika secara objektif, kondisi finansial mereka sebenarnya cukup stabil. Dalam kondisi ini, seseorang sulit melihat uang yang dimiliki sebagai sesuatu yang cukup. Sebaliknya, mereka terus-menerus merasa tidak aman secara finansial.

Tanda-Tanda Mengalami Money Dysmorphia

Money Dysmorphia sering kali terlihat dari perilaku sehari-hari yang sebenarnya cukup jelas. Misalnya, seseorang selalu merasa kekurangan uang meskipun gaji mereka cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap kali mereka menerima gaji atau penghasilan, perasaan tidak cukup selalu muncul, dan mereka sering mengeluh bahwa uang mereka cepat habis, bahkan sebelum benar-benar digunakan. 

Tidak hanya itu, rasa takut untuk membelanjakan uang juga menjadi ciri khas. Mereka cenderung merasa bersalah ketika mengeluarkan uang, bahkan untuk kebutuhan dasar seperti makanan atau transportasi. Hal ini membuat mereka lebih memilih menahan pengeluaran, meskipun sebenarnya sudah sangat diperlukan.

Orang dengan Money Dysmorphia juga sering memiliki obsesi terhadap tabungan. Mereka terus memantau saldo rekening mereka dengan kecemasan yang tinggi, merasa panik jika tabungan mereka tidak mencapai angka tertentu, meskipun angka itu sebenarnya cukup untuk kebutuhan jangka pendek. 

Selain itu, kecemasan finansial yang berlebihan juga menjadi salah satu tanda pentingnya. Mereka sering sekali merasa stres dan khawatir setiap kali memikirkan keuangan. Hal ini pun diperburuk oleh kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial. Kehidupan orang lain yang tampak lebih sukses dan mewah membuat mereka merasa tertinggal, padahal apa yang terlihat di media sosial sering kali tidak mencerminkan kenyataan.

Penyebab Money Dysmorphia

Money Dysmorphia tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini, salah satunya adalah trauma keuangan di masa lalu. Seseorang yang tumbuh dalam keluarga dengan kondisi finansial sulit atau pernah menghadapi situasi seperti kebangkrutan sering kali membawa rasa takut terhadap uang hingga dewasa. Trauma ini membuat mereka terus merasa tidak aman, meskipun pendapatan mereka saat ini jauh lebih baik. 

Tekanan sosial dan media juga menjadi penyebab utama. Media sosial memperlihatkan standar hidup yang tinggi dan tidak realistis, seperti liburan mewah, barang branded, atau properti mahal, yang menciptakan ilusi bahwa apa yang mereka miliki tidak pernah cukup. Kurangnya edukasi finansial juga memainkan peran penting. Banyak orang tidak diajarkan cara mengelola uang sejak dini, sehingga mereka bingung ketika harus membuat keputusan keuangan yang signifikan. 

Selain itu, pengaruh lingkungan juga sangat besar. Jika seseorang berada di komunitas yang konsumtif atau materialistis, mereka akan merasa tertekan untuk mengikuti gaya hidup yang sama, meskipun hal itu di luar kemampuan finansial mereka.

Terakhir, orang dengan sikap sikap perfeksionisme pun menjadi salah satu penyebab yang paling tidak disadari. Orang-orang dengan standar yang terlalu tinggi terhadap definisi cukup merasa bahwa mereka belum aman secara finansial jika belum mencapai target tertentu, meskipun target itu sebenarnya tidak realistis. Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan pola pikir yang sulit untuk keluar dari siklus Money Dysmorphia.

Cara Mengatasi Money Dysmorphia

Jika kalian merasa bahwa tanda-tanda di atas menggambarkan diri sendiri, jangan khawatir. Money Dysmorphia bisa diatasi secara perlahan dengan langkah-langkah berikut.

  1. Kenali Pola Pikir
    Langkah pertama adalah menyadari bahwa perasaan  terhadap uang mungkin tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Coba tanyakan pada diri sendiri, “Apakah aku benar-benar kekurangan uang, atau ini hanya perasaan aku saja?”
  2. Buat Anggaran yang Realistis
    Anggaran membantu kalian melihat ke mana uangmu pergi. Dengan memahami pengeluaranmu, kalian bisa merasa lebih terkendali dan mengurangi rasa cemas. Prioritaskan kebutuhan utama dan alokasikan dana untuk menabung serta hiburan.
  3. Kurangi Pengaruh Media Sosial
    Ingat, apa yang kalian lihat di media sosial sering kali hanya bagian terbaik dari hidup seseorang. Jangan bandingkan dirimu dengan standar yang tidak realistis. Jika perlu, kurangi waktu menggunakan media sosial atau unfollow akun yang membuat merasa minder.
  4. Bangun Kebiasaan Finansial Positif
    Mulai dari langkah kecil, seperti menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan atau investasi. Ini akan membantu kalian merasa lebih aman secara finansial.
  5. Belajar Mengelola Stres
    Money Dysmorphia sering dipicu oleh kecemasan. Cari cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, olahraga, atau hobi yang kalian nikmati.
  6. Bicarakan dengan Profesional
    Jika perasaan cemas terhadap uang sudah terlalu mengganggu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau penasihat keuangan. Mereka bisa membantu kalian memahami masalah ini lebih dalam dan memberikan solusi yang sesuai.

Money Dysmorphia bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang cara kita memandang keuangan dan diri sendiri. Dengan menyadari masalah  dan mengambil langkah yang tepat, kalian bisa merasa lebih tenang dan percaya diri dalam mengelola uang. Jangan biarkan perasaan “selalu kurang” menghalangi kalian untuk mencapai potensi terbaik.

Ingat, punya hubungan yang sehat dengan uang bisa bikin hidup lebih bahagia dan bebas dari stres. Oleh sebab itu, mulailah belajar ilmu keuangan dari Unvair Advantage dari FAR Capital untuk memahami cara mengelola uang dan properti dengan efektif. Dengan ilmu yang tepat, kalian bisa keluar dari siklus tidak baik ini, lalu membangun masa depan finansial yang lebih stabil.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
    Newsletter
    Contact
    Email Us
    Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024