Survei terbaru dari GoodStats di akhir tahun 2024 mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kondisi keuangan masyarakat Indonesia. Dari 1.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, ditemukan bahwa 70% masyarakat tidak memiliki tabungan, sementara hanya 30,1% yang mampu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Survei ini juga mengidentifikasi dua faktor utama yang menghambat kebiasaan menabung, yaitu pengeluaran impulsif (34,5%) dan pendapatan yang tidak mencukupi (28,2%).
Masalah tersebut tentu sangat mencerminkan pola hidup masyarakat Indonesia yang kurang sehat secara finansial. Tapi, benarkah menabung hanya bisa dilakukan dengan penghasilan besar? Adakah solusi untuk mengendalikan kebiasaan belanja impulsif meski penghasilan terbatas, sehingga tetap bisa menabung?
Sulitnya menabung sering kali disebabkan oleh pengeluaran impulsif dan pendapatan yang terbatas. Godaan diskon, promo belanja online, atau sekadar keinginan mengikuti tren membuat banyak orang menghabiskan uang tanpa berpikir panjang. Kebiasaan ini perlahan menguras penghasilan, sehingga hampir tidak ada sisa yang bisa ditabung.
Selain itu, bagi sebagian besar masyarakat, gaji mereka sudah habis untuk kebutuhan pokok seperti makanan, tagihan, dan cicilan. Akibatnya, menabung terasa seperti sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Namun, masalahnya sebenarnya bukan hanya soal penghasilan, melainkan kebiasaan dan cara mengelola uang.
Banyak orang lebih fokus pada kebutuhan jangka pendek daripada manfaat jangka panjang, sehingga menabung sering diabaikan. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, sulit untuk keluar dari siklus keuangan yang tidak sehat. Memulai dari langkah kecil dan pola pikir yang benar adalah kunci untuk mengubah kebiasaan ini.
Masalah terbesar yang sering dihadapi bukanlah jumlah penghasilan, melainkan pola pikir. Banyak orang merasa bahwa menabung hanya bisa dilakukan jika memiliki penghasilan besar. Padahal, menabung adalah soal kebiasaan, bukan jumlah banyak atau kecilnya.
Pola pikir seperti ini hanya akan membuat kalian terus menunda dan akhirnya tidak pernah memulai. Sebaliknya, tanamkan mindset bahwa menabung adalah bentuk investasi untuk masa depan. Dengan tabungan, kalian akan lebih siap menghadapi keadaan darurat dan kebutuhan mendadak. Berikut beberapa cara menabung yang simpel untuk kalian yang merasa mempunyai pendapatan minim.
1. Mulai dari Jumlah Kecil
Tidak perlu langsung menyisihkan jumlah besar. Mulailah dengan nominal kecil, misalnya Rp10 ribu–Rp20 ribu per hari. Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini akan membantumu membangun pola pikir menabung.
2. Pisahkan Rekening Tabungan dan Rekening Harian
Buka rekening khusus untuk tabungan dan pastikan rekening ini sulit diakses. Pilih rekening tanpa kartu debit atau gunakan fitur autodebet, sehingga uang otomatis dipotong dari pendapatan kalian setiap bulan.
3. Tetapkan Tujuan Menabung
Menabung tanpa tujuan jelas akan terasa membosankan. Tetapkan tujuan spesifik, seperti membeli gadget baru, liburan, atau dana darurat. Dengan tujuan ini, kalian akan lebih termotivasi untuk konsisten menabung.
Menghindari pengeluaran impulsif memang bukan hal yang mudah, apalagi di era digital seperti sekarang. Promo, diskon besar-besaran, hingga iklan yang berseliweran di media sosial membuat kita mudah tergoda untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan. Salah satu langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengontrol emosi saat berbelanja. Ketika sedang stres, bosan, atau merasa ingin “menghadiahi” diri sendiri, cobalah untuk menunda pembelian. Berikan waktu selama 24 jam untuk berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sesaat.
Selain itu, penting juga untuk membuat anggaran belanja bulanan yang realistis. Dengan mencatat pendapatan dan kebutuhan, kalian bisa lebih mudah mengatur pengeluaran dan mengidentifikasi mana yang prioritas. Anggaran ini akan membantu kalian tetap berada di jalur yang benar, sehingga uang tidak habis untuk hal-hal yang tidak penting. Jangan lupa untuk memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Jika memang ada keinginan untuk membeli sesuatu, rencanakan dengan baik dan alokasikan dana secara bertahap agar tidak mengganggu kebutuhan pokok.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah mengurangi akses ke sumber godaan, seperti aplikasi belanja online atau notifikasi promo di ponsel. Menonaktifkan notifikasi atau berhenti mengikuti akun-akun yang sering memposting penawaran menarik dapat membantu mengurangi impulsif belanja. Dengan membatasi paparan terhadap godaan, kalian akan lebih fokus pada pengeluaran yang benar-benar diperlukan.
Ingat, menabung adalah bentuk cinta pada diri sendiri di masa depan. Terlebih, jika kalian mulai belajar keuangan untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran agar bisa hidup lebih terencana. Dengan unfair advantage dari FAR Capital, kalian tidak hanya belajar cara mengelola keuangan dengan baik, tetapi juga mendapatkan strategi untuk mencapai keuangan bebas di masa depan. Jadi, sudah siapkah menyisihkan sebagian gaji untuk ditabung dan berhenti bersifat impulsif?
