Mengontrak atau Membeli Rumah Sendiri, Lebih Hemat Mana?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Indikator Perumahan dan Lingkungan 2024, rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk cicilan rumah di perkotaan mencapai Rp1,3 juta hingga Rp4 juta per bulan, tergantung pada lokasi, tipe rumah dan jenis skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dipilih. 

Sebagai perbandingan, biaya kontrak rumah di perkotaan rata-rata mencapai Rp49,855 per kapita per bulan, atau sekitar Rp199,420 per bulan untuk keluarga dengan empat orang. Di daerah pinggiran atau pedesaan, biaya kontrak jauh lebih rendah, dengan rata-rata hanya sekitar Rp678 per kapita.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun mengontrak rumah terlihat lebih terjangkau dalam jangka pendek, membeli rumah dapat menjadi pilihan yang lebih hemat dalam jangka panjang karena menghasilkan aset. Namun, apakah benar demikian? 

Lebih Hemat Mana?

Membeli rumah adalah impian banyak orang, tetapi seringkali menjadi tantangan besar karena biayanya yang tinggi. Namun, apakah membeli rumah benar-benar lebih menguntungkan dibandingkan mengontrak? Berikut adalah perhitungannya.

  • Biaya Mengontrak Rumah

Kita ambil contoh seseorang yang tinggal di Jakarta dan mengontrak rumah dengan biaya rata-rata Rp49,855 per kapita per bulan. Jika rumah tersebut dihuni oleh empat orang, total biaya kontrak per bulan adalah Rp49,855×4= Rp199,420.

Dalam setahun, biaya kontrak rumah mencapai Rp199,420×12= Rp2,392,560. Jadi, selama 10 tahun, total biaya yang dihabiskan untuk mengontrak adalah sekitar Rp23,9 juta. Namun, biaya ini tidak menghasilkan kepemilikan aset. Setelah 10 tahun, kalian tetap harus membayar biaya kontrak dan tidak memiliki keuntungan investasi dari tempat tinggal tersebut.

  • Biaya Membeli Rumah

Bandingkan dengan membeli rumah. Harga rumah tipe 36 di pinggiran Jakarta berkisar di angka Rp500 juta. Dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) selama 20 tahun dengan bunga tetap 7%, berikut adalah perkiraannya dengan uang muka 20%, yaitu Rp100 juta dan cicilan bulanan estimasi sekitar Rp3,9 juta. Dalam setahun, total cicilan rumah kurang lebih mencapai Rp3,900,000×12= Rp46,800,000.

Selama 10 tahun, total cicilan yang dibayarkan adalah sekitar Rp468 juta. Setelah masa cicilan selesai, rumah tersebut menjadi aset kalian dan nilainya cenderung meningkat, terutama di lokasi strategis.

Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Sebelum memutuskan antara mengontrak atau membeli rumah, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Gaya hidup dan kebutuhan kalian sangat memengaruhi keputusan ini. Jika kalian sering berpindah tempat karena pekerjaan atau alasan lain, mengontrak mungkin lebih fleksibel. Namun, jika kalian menginginkan stabilitas untuk keluarga, membeli rumah jelas menjadi pilihan lebih baik.

Kemampuan finansial juga menjadi pertimbangan utama. Membeli rumah membutuhkan uang muka yang besar dan komitmen untuk membayar cicilan jangka panjang. Pastikan kalian memiliki dana cadangan agar cicilan tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari. Selain itu, lokasi rumah memainkan peran penting dalam menentukan nilai investasi. Properti di pinggiran kota dengan harga lebih terjangkau bisa menjadi pilihan jika harga rumah di pusat kota terlalu mahal.

Kenaikan harga properti adalah keuntungan lain dari membeli rumah. Dalam jangka panjang, nilai properti cenderung meningkat, terutama di kawasan yang berkembang pesat. Hal ini menjadikan membeli rumah sebagai bentuk investasi yang menguntungkan, baik untuk ditinggali maupun diwariskan.

Bagaimana memilih strategi yang tepat

Memutuskan untuk mengontrak atau membeli rumah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kalian. Jika masih sering berpindah tempat atau belum ingin menetap, mengontrak rumah bisa jadi pilihan lebih fleksibel. 

Sebaliknya, jika kalian menginginkan stabilitas, membeli rumah adalah langkah lebih bijak. Pertimbangkan kemampuan finansial, seperti uang muka dan cicilan bulanan, agar tidak mengganggu kebutuhan pokok. 

Lokasi juga penting, rumah di area strategis biasanya lebih mahal, tetapi nilainya cenderung meningkat. Sementara itu, rumah di pinggiran lebih terjangkau, namun perhatikan aksesibilitas dan prospek perkembangannya. Pilih strategi yang sesuai dengan rencana hidup dan keuangan kalian untuk masa depan yang lebih aman.

Oleh sebab itu, pelajari strategi properti dari FAR Capital. Dengan pendekatan unfair advantage, kalian bisa memahami cara membeli rumah dengan lebih efektif dan memaksimalkan keuntungan dari investasi. Jadi, apakah kalian siap berhenti mengontrak dan mulai membangun aset masa depan?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Dapatkan Penawaran Menarik dari FAR Capital!
    Newsletter
    Contact
    Email Us
    Copyrights of FAR CAPITAL INDONESIA 2024