Membeli properti adalah salah satu langkah besar dalam hidup. Tidak hanya sebagai tempat tinggal, properti juga merupakan bentuk investasi jangka panjang yang nilainya cenderung naik setiap tahun.
Di tengah tingginya harga tanah dan rumah di Indonesia, banyak orang berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Namun, berbagai jenis pembiayaan kini tersedia untuk membantu masyarakat memiliki properti sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.
Sebab, pada dasarnya properti bisa dilakukan dengan berbagai jenis pembiayaan, seperti kredit kepemilikan, pembayaran tunai, cash bertahap, cicilan developer tanpa BI Checking, hingga skema sewa-beli. Namun, membeli properti tetap memerlukan strategi, terutama dalam memilih jenis pembiayaan tersebut. Berikut adalah 5 jenis pembiayaan yang paling umum digunakan di Indonesia.
KPR atau KPA adalah pilihan favorit bagi banyak orang yang ingin membeli properti tetapi tidak memiliki dana besar di awal. Dalam skema ini, bank membiayai sebagian besar harga properti, sementara pembeli hanya perlu menyediakan uang muka sekitar 10-30%. Sisa harga properti dicicil selama tenor yang bisa mencapai 20 tahun.
Meski populer, KPR/ KPA memiliki syarat tertentu seperti pemeriksaan BI Checking atau SLIK dan dokumen pendukung penghasilan. Oleh karena itu, skema ini cocok untuk mereka yang memiliki penghasilan tetap dan ingin memiliki properti tanpa harus menunggu dana besar terkumpul.
Jika kalian memiliki dana yang cukup, membeli properti secara tunai adalah cara paling mudah dan cepat. Dalam metode ini, pembeli membayar penuh harga properti tanpa melalui proses cicilan atau bunga. Selain itu, transaksi juga lebih cepat karena tidak memerlukan persetujuan pihak ketiga seperti bank.
Namun, pembayaran tunai membutuhkan likuiditas yang besar, sehingga tidak semua orang mampu menggunakan opsi ini. Bagi yang ingin menghindari bunga atau cicilan jangka panjang, metode pembayaran tunai bisa menjadi pilihan terbaik.
Cash bertahap adalah opsi fleksibel bagi mereka yang tidak ingin melibatkan bank tetapi juga tidak memiliki dana untuk pembayaran tunai. Dalam skema ini, pembeli membayar secara angsuran langsung kepada developer dengan jangka waktu tertentu, biasanya hingga dua tahun atau lebih.
Keunggulan dari metode ini adalah pembeli tidak perlu melalui BI Checking, sehingga prosesnya lebih sederhana. Namun, penting untuk memastikan developer yang dipilih memiliki reputasi baik agar transaksi berjalan lancar dan aman.
Bagi yang mengalami kesulitan mendapatkan persetujuan KPR dari bank, cicilan developer bisa menjadi solusi. Dalam skema ini, pembeli mencicil langsung kepada developer tanpa melalui proses perbankan. Skema ini ideal bagi pekerja non-formal seperti freelancer atau pengusaha yang tidak memiliki slip gaji atau dokumen penghasilan tetap.
Meskipun prosesnya lebih sederhana, bunga cicilan developer biasanya lebih tinggi, dan tenornya lebih pendek dibandingkan KPR. Jika memilih metode ini, pastikan untuk memahami seluruh syarat dan ketentuan dari developer.
Sewa-beli adalah metode yang menggabungkan konsep sewa dengan pembelian properti. Dalam skema ini, pembeli menyewa properti terlebih dahulu selama beberapa tahun, dengan sebagian besar biaya sewa diperhitungkan sebagai uang muka pembelian. Setelah masa sewa selesai, pembeli dapat melanjutkan proses kepemilikan properti.
Metode ini memberikan fleksibilitas bagi mereka yang belum siap secara finansial untuk membeli properti secara langsung tetapi ingin memulai proses kepemilikan. Namun, penting untuk memahami kontrak sewa-beli agar tidak ada kendala di kemudian hari.
Memilih jenis pembiayaan properti adalah langkah penting yang harus disesuaikan dengan kondisi finansial, tujuan, dan rencana jangka panjang. Jika penghasilan bulanan kalian terbatas, KPR bisa menjadi pilihan realistis karena menawarkan tenor panjang yang memungkinkan pembayaran lebih ringan.
Namun, bagi yang memiliki dana lebih besar, pembayaran tunai atau cash bertahap bisa menjadi solusi agar terhindar dari bunga dan risiko cicilan. Namun, penting untuk selalu waspada, karena ada kasus seperti yang dialami oleh beberapa konsumen di berbagai daerah yang memilih skema pembayaran cash bertahap langsung ke developer.
Setelah membayar lebih dari 50% dari total harga properti, developer tiba-tiba bangkrut dan proyek pembangunan berhenti total. Konsumen tersebut akhirnya harus menghadapi kerugian besar karena sulitnya meminta pengembalian dana, terutama karena developer tersebut memiliki reputasi buruk yang tidak diperhatikan sejak awal. Oleh karena itu, penting juga untuk mempertimbangkan reputasi developer, terutama jika memilih cicilan developer atau cash bertahap, agar transaksi berjalan aman dan terpercaya.
Pada akhirnya, semua pilihan harus disesuaikan dengan kebutuhan, baik untuk tempat tinggal maupun investasi masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memahami strategi agar properti bisa menjadi aset yang menguntungkan. FAR Capital hadir untuk membantu kalian dengan unfair advantage dan strategi yang terpercaya.
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun membantu ribuan orang mencapai kebebasan finansial melalui properti, FAR Capital adalah mitra yang tepat untuk membantumu mengambil langkah besar ini.
Sudah siap menentukan pilihan pembiayaan? Jangan ragu untuk belajar lebih dalam tentang properti bersama FAR Capital, dan wujudkan impian memiliki properti dengan cara yang cerdas dan menguntungkan!
